makalah tentang metode pembelajaran kooperatif  

Posted by Taufan Blog's


BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.    Latar belakang
Pesatnya perkembangan zaman dan era globalisasi menuntut setiap manusia untuk siap menghadapi persaingan. Untuk dapat bersaing dan dapat bertahan maka harus memiliki kualitas SDM. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia pendidikan.
Matematika adalah segala sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu yang lain yang penemuan dan perkembangannya tergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pelajaran matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan mengunakan bilangan dan mengunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan lebih memahami keterkaitan antara topik dalam matematika serta bermanfaat bagi bidang lain.
1

Matematika merupakan salah satu matapelajaran yang diujikan dalam ujian nasional yang sangat menentukan kelulusan siswa. Oleh karena itu,bayak siswa yang secara sadar mengakui pentingnya matematika bahkan orang tua sering memaksa anaknya untuk mengikuti pelajaran tambahan. Ini membuat anak merasa terpaksa mempelajari matematika sehingga anak membenci matematika. Disini peran guru sangat penting, guru berhubungan langsung dangan para siswa. Guru harus bisa merencanakan suatu pembelajaran matematika yang menarik,efektif dan bermakna. Namun, sebagian guru masih mengunakan pradigma lama dalam mengajar dangan Metode Ceramah dan mengharap siswa duduk, dengar, catat dan hafal. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak bisa lagi mempertahankan pradigma lama tersebut. Strategi yang paling banyak digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi seluruh kelas. Tetapi, strategi ini tidak terlalu efektif walaupun uru berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh segelintir siswa. Suasana kelas perlu dibangun sehinggasiswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
Salah satu model pembelajaran siswa yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain adalah Model Pembelajaran Kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dapat memotifasi siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa dan saling mengambil tanggung jawab.
Model Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satu tipe Model Pembelajaran Kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)Model Pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) membantu siswa mengimpelementasikan ide mereka bersama dan memperbaiki pemahaman.

  1. Rumusan Masalah
    1. Bagaimanakah uraian singkat tentang model pembelajaran cooperative learningtipe Team Assisted Individualization (TAI)?
    2. Apa saja karakteristik model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) ?
    3. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran cooperative learning tipeTeam Assisted Individualization (TAI)?
    4. Bagaimana aplikasi model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan Segiempat dan Segitiga ?

  1. Tujuan Pembelajaran
    1. Untuk mengetahui model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI).
    2. Untuk mengetahui saja karakteristik model pembelajaran cooperative learning tipeTeam Assisted Individualization (TAI).
    3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI).
    4. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran cooperative learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan Segiempat dan Segitiga.
BAB II
PEMBAHASAN
  1. A.    Uraian Model Pembelajaran
Cooperative learning
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan Cooperative, siswa secara individu mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar Cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Dalam keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok baik secara individu maupun secara kelompok.
(solihatin, 2008 : 4)
            Pada dasarnya Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara bersama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. (solihatin, 2008 : 4)

  1. B.    Pembelajaran cooperative tipe Team Assisted Individualization(TAI)
Model Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satu tipe Model Pembelajaran Kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok yang sudah dibentuk untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim-tim pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau lebih berkemampuan heterogen dalam suatu kelompok. Perbedaan Pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan STAD dan TGT adalah menggunakan sebuah tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Disamping itu, bila STAD dan TGT diterapkan pada hampir semua kelas 3 – 4.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
  2. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
  3. Curriculum materials yaitu materi yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang ada.
  4. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan. Para siswa mengerjakan unit – unit mereka dalam kelompok mereka atau dengan kata lain siswa diberikan untuk mengerjakan soal secara individu terlebih dahulu kemudian setelah itu mendiskusikan hasilnya dengan kelompok masing – masing.
  5. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
  6. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
  7. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
  8. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
(Slavin, 1995).

  1. C.    Langkah-langkah pmbelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.
1)     Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
2)     Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3)     Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4)     Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5)     Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6)     Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
7)     Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

  1. D.    Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction)
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut.
1)     Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah;
2)     Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok;
3)     Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketarmpilannya;
4)     Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.

Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut.
1)     Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai;
2)     Tidak ada persaingan antar kelompok.

penalaran deduktif  

Posted by Taufan Blog's



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Jenis penalaran deduktif  yaitu:
Ø  Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Ø  Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Ø  Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Ø  Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

·         CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF

Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945
.

Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.

1.      Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1.      Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
               Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)
               Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)
               Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)
               Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
               Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)

2.      Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya:
-          Semua manusia akan mati
Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

-          Semua manusia bijaksana
Semua dosen adalah manusia
Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

2.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
-          Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada sinar matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-          Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.