TUGAS TEORUM 2  

Posted by Taufan Blog's in

TOKOH PEMIMPIN OTOKRATIS .

Teori Otokratis dalam Kepemimpian Pemerintahan
Teori otokratis adalah teori bagaimana seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya bekerja tanpa menerima saran dari bawahan, perintah diberikan dalam satu arah saja artinya bawahan tidak diperkenankan membantah, mengkritik, bahkan bertanya.

- SOEHARTO.
Jenderal Soeharto ditempatkan oleh perubahan dratis dan disertai kekerasan pada posisi kepemimpinan. Berlatar belakang militer, memegang komando tetapi sekaligus juga cerdas dan tegas. Estafet kepemimpinan nasional jatuh kepadanya. Represi Bung Karno terutama karena dibuat ganas, keras, dan kejam oleh PKI membuahkan kekuatan dan gerakan kontraporduktif yang sekaligus menjatuhkan kedudukannya. Masuk akal alias logis jika perubahan besar terjadi. Beruntunglah TNI berideologi negara Pancasila, bersendikan UUD 1945, membela negara kesatuan dan berakar sejarah laskar rakyat. Itu latar belakang doktrin dwifungsi dan didirikannya organisasi politik baru yang berupa kekaryaan.

Dengan pemahaman yang diasumsikan bahwa masalah ideologi telah selesai dan solid disertai pula pandangan dan sikap pragmatis terjadilah perubahan orientasi dan prioritas agenda dan program nasional. Sebutlah dari politik dan berpolitikan ke kerja nyata untuk memperbaiki perikehidupan sosial ekonomi negara dan masyarakat dan mengambil sikap terbuka sehingga bisa memanfaatkan sumber hubungan, bantuan dan kerja sama internasional. Adalah kecerdasan Presiden Soeharto dan keterbukaannya yang tahu diri sehigga dapat direkrut para pembantu pada tingkat menteri yang dalam bidang ekuin dan bidang lain memberikan kualitas kompetensi profesional dan teknokratis. Perbaikan dalam perikehidupan sosial ekonomi rakyat dan negara berubah pesat secara positif. Jika pemerintah dan pemerintahan waktu itu adalah otokratis, otokrasi itu sekaligus teknokratis dan kompeten.

Soeharto dianggap telah menjalankan kekuasaan dengan tangan besi juga seorang tokoh kontroversial dalam kaitannya dengan masalah hak asasi manusia dan Timor Leste. Banyak pihak yang tidak sepakat dengan pendekatannya. Soeharto juga telah menciptakan stabilitas di Indonesia. Kemudian, dia membawa stabilitas itu ke negara-negara tetanggal di ASEAN. Karena itu, para pemimpin ASEAN berterima kasih kepada Soeharto.

Tokoh peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar, menilai Soeharta sebagai pemimpin negara yang sangat diktator. “Saya ini orang yang paling dicederai oleh Soeharto. Saya diseret ke penjara, ayah saya meninggal saat saya dipenjara, istri saya sakit dan kembar saya meninggal,” kata Hariman.[1]

Hariman mengatakan, Soeharto adalah seorang pemimpin diktator yang percaya bahwa pembangunan dapat dicapai dengan kekerasan dan mengabaikan rakyat. “Merasa seorang militer, maka dia lindas saja kami semua. Semua orang-orang kritis dimasukkan ke penjara. Hanya Ali Sadikin saja yang dia agak ragu-ragu,” kata Hariman.

Di mata yang sedih dan merasa kehilangan, Soeharto dipandang sebagai orang yang telah berjasa dalam mengangkat bangsa ini dari keterpurukan ekonomi pada masa Orde Lama. Melalui kekuasaan yang digenggamnya selama 31 tahun, ia sempat membuat Indonesia maju dan dikagumi negara-negara lain. Bagi kelompok ini, di akhir masa pemerintahannya Soeharto memang melakukan kesalahan, tetapi kesalahan itu tidak menghapuskan jasa-jasanya yang telah dibuat selama ini.

Di mata yang setengah tidak peduli, Soeharto dianggap sebagai penanggung jawab utama ambruknya perekonomian Indonesia dewasa ini. Mereka menganggap maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme pada masa pemerintahan Soeharto itu sebagai biang keladi terjadinya krisis ekonomi yang mendera Indonesia sejak akhir tahun 1997 sampai dengan saat ini.

Sementara itu, yang sama sekali tidak mau tahu, sebagian besar adalah orang-orang atau sanak keluarga dari orang-orang yang dihukum mati, terbunuh, atau dijebloskan ke dalam penjara selama bertahun-tahun dengan tuduhan termasuk kelompok Soekarnois, atau anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah Soeharto mundur dari jabatannya, kelompok yang dijadikan kambing hitam atas peristiwa pembunuhan ketujuh Pahlawan Revolusi pada tahun 1965 itu bangkit kembali dan mencoba meluruskan sejarah. Mereka yang disingkirkan dengan cara tumpas kelor itu mencoba merangkaikan kembali potongan-potongan fakta dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1965 itu.

Selain mereka masih ada kelompok lain, yakni orang-orang yang dipenjarakan dan diisolasi pada masa pemerintahan Orde Baru dengan alasan yang berbeda-beda, termasuk diantaranya kelompok yang menamakan diri Petisi 50.

Hal yang menarik, Soeharto yang memproklamasikan rezimnya sebagai rezim Orde Baru bekerja dengan fokus. Ia sungguh-sungguh memilih skala prioritas dan berkonsentrasi pada persoalan dalam negeri, khususnya pertanian dan infrastruktur. Soeharto berkeliling nusantara, menyeberangi laut, meniti jembatan untuk menyapa rakyat di seluruh pelosok. Ia turun langsung ke sawah dan kebun, berdialog dengan petani, bahkan memberikan petunjuk bagaimana menangani hama dan masalah tanaman.

Ia mencintai petani, peternak, bahkan para penyuluh dan periset pertanian. Soeharto mencanangkan revolusi hijau untuk melipatgandakan produk pertanian. Ia bangun bendungan atau pengairan yang dapat membuat petani tidak kekurangan air. Ia dirikan pabrik pupuk agar petani meraih angka produksi optimal.

Dalam banyak kesempatan berbicara kepada pers, yang waktu itu masih dibolehkan duduk berdekatan dengannya, Soeharto selalu menyatakan bahwa sebuah bangsa tidak mungkin membangun kalau perut rakyatnya lapar. Sebuah bangsa besar tidak akan menciptakan stabilitas politik kalau penduduknya tidak makan. Berbagai jeritan, bahkan perkelahian, akan selalu terjadi kalau untuk beli satu liter minyak tanah dan setengah liter beras mesti antre.

Tidak heran kalau ia berkonsentrasi penuh pada aspek ini. Tidak heran pula kalau gubernur dan bupati kerap bisa menumui langsung Soeharto, sang presiden, untuk membahas produksi pertanian. Itu pula yang memunculkan pandangan para pamong, “kalau ingin dekat dengan Soeharto, berprestasilah di bidang pertanian”.

Ketika masalah dalam negeri benar-benar tertangani, dan tatkala keamanan nasional sungguh berada dalam genggamannya, barulah Soeharto mulai berkunjung ke luar negeri. Urusan luar negeri lebih banyak ditangani Menteri Luar Negeri Adam Malik. Langgamnya sangat berbeda dengan rezim-rezim sesudah ia berkuasa.

Hal yang membuat nama Soeharto melambung adalah ketika ia memilih Satelit Palapa untuk mengatasi persoalan telekomunikasi nasional. Komunikasi warga antarpelosok, sekadar menyebut salah satu contoh, dapat dilakukan dengan mudah. Telepon engkol dipensiunkan, orang tidak perlu berteriak dengan tone 10 ketika berbicara interlokal. Prestasi ini ia raih setelah sembilan tahun menjadi presiden.

Berkat ekspor migas, ia peroleh uang cukup untuk membangun puskesmas, sekolah inpres, bendungan, jalan raya, tanggul, dan sebagainya. Ia memupolulerkan program keluarga berencana dan transmigrasi. Lalu, untuk menerima tamu-tamunya, ia membangun peternakan di Tapos. Ini menarik, sebab tamu-tamunya bukan diajak ke istana yang mewah dan sejuk, tetapi diajak berjalan di kawasan peternakan, melihat bagaimana hewan diternakkan. Ia terkesan sangat ahli, sebab dapat menerangkan masalah hewan secara detail.

Bergaul dengan petani, peternak, dan nelayan inilah yang membuat Soeharto dekat dengan rakyatnya. Ia tahu denyut kehidupan rakyat, sebab berada ditengah-tengah mereka. Ia tahu apa keinginan rakyat, sebab ia turun ke sawah untuk berbicara langsung dengan rakyat yang polos.

Puncak prestasi Soeharto dicapai tahun 1984 tatkala Indonesia meraih swasembada beras, sebab sebelumnya Indonesia adalah pengimpor beras terbesar di dunia, kendati menjadi negara agraris. Badan PBB di bidang pangan, FAO memberikan penghargaan kepada Soeharto dan Indonesia atas prestasi monumental ini. Produksi padi Indonesia ketika itu mencapai 33.889.862 ton, produktivitas 3,66 ton per hektar.[2]

Akan tetapi, semua prestasi ini bukan tanpa ongkos. Rezim Orde Baru Soeharto menumpas demokrasi dan merintangi kebebasan berpendapat. Soeharto menyuruh tutup surat kabar, membredel majalah yang kritis, atau berani mengkritik dia secara terbuka. Orang-orang yang berbeda pendapat dengan Soeharto diarahkan ke pojok dan tidak diberi angin sama sekali.

Begitu parahnya pemojokan itu sehingga sejumlah warga enggan atau takut berhubungan dengan orang-orang yang secara terang-terangan berseberangan dengan Soeharto, sebutlah misalnya Petisi 50. Orang-orang yang berprestasi, tetapi berbeda pandangan dengan Soeharto, seperti Ali Sadikin, ditepikan.

Demokrasi pun sangat tidak berkembang. Pemilu memang dilakukan lima tahun sekali, tetapi dalam iklim tidak demokratis. Dengan sikapnya yang otoriter, pemilu menjadi semacam pengesahan terhadap kelangsungan kekuasaanya saja. Ia melihat, sebuah perpanjangan masa kekuasaan harus dilakukan secara legal, melalui pemilu. Bahwa pemilu itu kemudian menjadi semacam dagelan dan sandiwara politik, itu dua soal yang berbeda.

Pokonya, rezim Orde Baru Soeharto sudah menjalankan pemerintah konstitusi, yakni pemilu lima tahun sekali. Beberapa pembantu dekatnya, yang secara berterus terang meminta ia lebih mengendalikan anak-anak serta cucunya, malah dimarjinalkan. Ini juga yang kemudian memunculkan pendapat, apa bedanya ia dengan raja? Hanya masalah istilah raja dan presiden. Hakikatnya sama, ia otoritarian. Ia diktator, yang berkuasa penuh.

Akan tetapi, terlepas dari semua hal negatif tersebut, Soeharto tetaplah seorang Presiden RI yang besar. Ia, untuk masa sekitar 20 tahun, pernah membuat negeri ini tenteram dan cukup sejahtera. Ia mengajarkan bagaimana sebuah pekerjaan yang fokus mesti dilaksanakan. Ia menunjukkan bahwa masalah pangan tidak bisa dikerjakan secara main-main, harus ditangani sebaik-baiknya, jika menghendaki stabilitas (nasional di bidang ekonomi, keamanan, dan politik).

Aspek menarik lain dari Soeharto adalah gaya ia membangun sebuah wibawa pemerintahan. Ia bisa bijak bicara, bisa sangat halus, tetapi juga bisa sangat keras. Jika perlu menumpas lawan sambil tersenyum. Ia bisa mengatakan tidak ada urusan dengan Belanda, yang mengucurkan bantuan tidak seberapa, tetapi ingin mengatur Republik ini.

Negara-negara tetangga pun sangat hormat kepada Soeharto, termasuk Singapura, Australia, dan Malaysia. Wibawa kuat ini yang tidak tampak pada semua presiden sesudah rezim Soeharto. Semasa Soeharto, mana berani Malaysia bertingkah terhadap Indonesia? Mata uang selalu mempunyai dua sisi, begitu pula Soeharto .

Nama : Taufan Imam Susanto
Kelas : 2 ka 30
npm : 16110830

TUGAS TEORUM 1  

Posted by Taufan Blog's in

Latar Belakang dan Struktur Organisasi

PT. GENERALI INDONESIA.

- Corporate Background.

Generali adalah salah satu perusahaan terkemuka di pasar asuransi dan keuangan global. Perusahaan induk dan prinsipal dari grup ini adalah Assicurazioni Generali, yang memimpin pasar di Italia. Sejak pertama didirikan pada 1831 di Trieste, Perusahaan telah memiliki orientasi internasional.

Dengan didukung oleh 85,000 karyawan, Generali Group memiliki lebih dari 70 juta klien di seluruh dunia dan beroperasi di 68 negara. Daerah operasional utama Perusahaan adalah Eropa Barat, namun beberapa tahun belakangan ini Group telah memasuki pasar Eropa Tengah dan Timur, serta mendirikan kantor di pasar-pasar utama di benua Asia.

Kekuatan dan soliditas finansial senantiasa merupakan fitur dari Assicurazioni Generali. Dengan basis kapital yang kuat dan alokasi aset yang konservatif, Group mendapatkan peringkat yang tinggi dari perusahaan bertaraf internasional. Generali Group merupakan aset manager internasional yang terkemuka dengan total aset yang dikelola lebih dari € 400 milyar. Generali adalah pemain kunci di Eropa Tengah, Asuransi Jiwa terbesar dan dengan kehadiran signifikan di semua negara-negara utama. Generali mendapat peringkat Pertama di Italia dan 19 terbesar perusahaan dunia dalam pemeringkatan tahun 2010 oleh "Fortune Global 500".

Dengan pengalaman selama hampir 200 tahun, Generali Group beroperasi pada semua lini asuransi, dari perlindungan akan risiko massal hingga perlindungan canggih untuk sektor industri, dari asuransi rumah tangga yang sederhana hingga kebutuhan yang lebih kompleks dari perusahaan multinasional di seluruh dunia, melayani jutaan individu maupun pabrik manufaktur raksasa, dan sistem transportasi dan komunikasi. Untuk melayani pelanggan retail, perusahaan kecil dan menengah, dan korporasi besar, Group menjangkau klien di seluruh dunia melalui strategi distribusi multi-channel.

Seiring dengan strategi diversifikasi bisnis, Generali juga memfokuskan diri pada penyediaan perlindungan terhadap individu, melindungi pemasukan mereka, dan mengoptimalkan simpanan mereka melalui produk-produk asuransi jiwa dalam skema individu dan pensiun kelompok. Generali menawarkan solusi yang canggih untuk perusahaan multinasional melalui struktur spesialis yang dinamakan Generali Employee Benefits (GEB) atau Pertanggungan Pegawai Generali, yang berlokasi di Brussels.


- Company Background.

Generali Indonesia Life adalah anak perusahaan Generali Group dan beroperasi dengan lisensi atas nama PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia.

Generali Indonesia memiliki strategi bisnis yang terdefinisi secara jelas: memfokuskan diri pada distribusi antar usaha (business to business), membangun kemitraan seimbang berjangka panjang dengan lembaga keuangan dan distribusi umum, menyediakan produk-produk inovatif superior dan layanan bernilai tambah kepada pelanggan, serta menjadi pemain utama di industri asuransi jiwa di Indonesia.

Sejak didirikannya pada 2008, Generali Indonesia telah berkembang dengan cepat, mendorong jaringan global dan keahlian Group dalam hubungan nasabah asuransi global dan lokal, dan membangun teknologi yang dibutuhkan dan prasarana korporasi yang penting untuk ekspansi di masa datang.

- Core Management Team.

Edy Tuhirman, President Director, Chief Executive Officer

Bapak Edy Tuhirman bergabung dengan Generali Indonesia sebagai Chief Executive Officer setelah menghabiskan lebih dari 20 tahun berkecimpung di industri keuangan dan lebih dari 10 tahunnya mempelopori serta membangun bisnis Bancassurance di Indonesia. Beliau memimpin bisnis Bancassurance di sebuah bank terkemuka. Sebelum melibatkan diri dalam bidang asuransi, selama beberapa tahun beliau menggeluti bidang perbankan ritel dan asset management di beberapa bank terkemuka.

Ia kerap berbagi pengalamannya sebagai pembicara di berbagai forum asuransi dan keuangan dalam hal; direct marketing, investasi, Bancassurance dan asuransi mikro baik pada di dalam maupun di luar negeri.

Beliau memperoleh gelar MBA untuk General Management dari Institute Pengembangan Manajemen Indonesia, Jakarta; gelar S1 untuk Electrical Engineering; CPM (Certified Professional Marketer) dari Asia Pacific Marketing Federation dan FLMI dengan rating “With Distinction”.

Petrus Tatipatta, Chief of Operations

Bapak Petrus Tatipatta telah malang melintang selama lebih dari 14 tahun dalam bidang Asuransi Jiwa – termasuk Individual, Bancassurance dan Employee Benefit/Group Operations - untuk Manulife Indonesia, ING Aetna, and AIG Life.

Ia terlibat dalam pengembangan proses lead integration untuk prosedur, produk dan portfolio, orang dan adminstrasi system untuk employee benefit operations antara Manulife Indonesia dan perusahaan yang terakuisisi (Zurich Indonesia, ING Aetna Life Indonesia dan John Hancock Indonesia).

Keterlibatan lainnya antara lain memimpin proyek merger untuk employee benefit operation dan membangun 7 kantor administrasi AIG di seluruh Indonesia sebagai bagian dari desentralisasi.

Bapak Petrus memiliki S2 dari Universitas Pelita Harapan, Jakarta; CLPHI dan ACS dari Life office Management Association, Atlanta (AS); AAAI-J dari Asosiasi Management Asuransi Indonesia, Jakarta.

Maria Elvida Rita Dewi, Chief Actuary

Ibu Maria Elvida Rita Dewi telah bekerja lebih dari 15 tahun dalam bidang aktuari di beberapa perusahaan: Sun Life Financial Indonesia, Prudential Life Assurance Indonesia, MLC Life Indonesia, Lippo Life.

Sepanjang karirnya ia memimpin dan mendukung kegiatan dalam fungsi aktuari. Ia juga mendukung dalam pengembangan produk, pelaporan dan obyektif strategis perusahaan.

Beberapa dari keterlibatannya adalah Mengembangkan produk untuk mitra Sun Life Financial Indonesia lewat Alternative Distribution Channel dan merombak Agency Channel Products yang ada.

Ia adalah manajer proyek untuk Prudential Life’s Initiatives, antara lain: NB Conservation and Premium Holiday Strategy. Ia juga mengembangkan dan mengimplementasikan produk-produk Unit Link untuk MLC Life Indonesia.

Ibu Maria memiliki S1 untuk Actuarial Mathematic dari University of Indonesia; FSAI (Fellow of the Society of Actuaries of Indonesia); AAAI-J dari Asosiasi Management Asuransi Indonesia, Jakarta dan CLPHI dari Life Office Management Association, Atlanta (AS).

Rommy Rukyanto, Head of IT

Bapak Rommy memiliki lebih dari 12 tahun pengalaman dalam bidang teknologi informasi.

Salah satu dari perannya adalah memimpin dan mengelola proyek pengembangan dan implementasi Astra CMG Life Insurance Core System for Agency Channel. Ia memimpin dan mengelola proyek pengembangan dan implementasi direct marketing system. Implementasi sistem e-services. Dan ia juga melakukan implementasi sistem helpdesk dan sistem customer e-service.

Bapak Rommy memiliki S1 dalam Manajemen Ilmu Informasi dari Universitas Bina Nusantara; MCP Degree dari Microsoft; CLPHI dari Life Office Management Association, Atlanta (AS); dan AAAI-J dari Asosiasi Management Asuransi Indonesia, Jakarta.

Pungkie Indra, Head of HRD


Bapak Pungkie Indra telah bekerja dalam bidang SDM selama sembilan tahun.

Salah satu perannya adalah memimpin dan mengelola proyek SDM berbasis Kompetensi di PT Surya Semesta Internusa Tbk., dan PT Pacific Prestress Indonesia. Ia juga mengembangkan, memfasilitasi dan mendukung implementasi dari perencanaan strategis perusahaan di Surya Internusa Group.

Bapak Pungkie Indra memiliki S1 untuk Engineering dari Universitas Indonesia, Certified Business Management untuk Human Resources Management dari Prasetiya Mulya Institute of Management.

http://www.generali.co.id/id/about-us/tim-manajemen-inti

http://www.generali.co.id/id/about-us/latar-belakang-korporat

http://www.generali.co.id/id/about-us/latar-belakang-perusahaan

Teori Organisasi Umum  

Posted by Taufan Blog's in

Teori Organisasi 5.

- Kesimpulan. (2)

* Beberapa Teori Organisasi lebih menitik beratkan dalam segi tertentu.

- teori organisasi kelasik lebih menitik beratkan pada segi prinsip prinsip dan azas azas yang bersifat universal.
- teori organisasi birokrasi lebih menitik beratkan pada segi hirarki dan peraturan peraturan formal yang berlebihan.
- teori organisasi human relations lebih menitik beratkan peran human relationns sebagai usaha untuk memberikan kesempatan kepada para anggota organisasi untuk membuat keputusan sehingga mereka mempunyai semangat kerja dan disiplin yang tinggi.
- teori perilaku lebih mengutamakan perilaku atau sikap kelakuan dari para anggota organisasi .
- toeri organisasi proses lebih mengutamakan bentuk kerja sama antara para anggota organisasi.
- teori oraganisasi kepemimpinan, isi utamanya adalah memetingkangkan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin organisasi.




Taufan Iamam Susanto
NPM : 16110830
' 2 KA 30 "

Teori Organisasi Umum  

Posted by Taufan Blog's in

Teori Organisasi 4

- Kesimpulan .
1 . perlunya organisasi.

Diabad modern sesunggunya organisasi memegang peran penting bagi setiap orang dalam usaha memenuhi kebutuhannya. dengan demikian berorganisasi sudah menjadi kebutuhan manusia modern. sesuai dengan kebutuhan manusia modern yang sangat kompleks , dan untuk memenuhi kebutuhanya yang juga sangat kompleks , manusia membutuhkan organisasi yang bentuk , struktur dan jenis kegiatanya sangat kompleks dan rumit.

2. manusia merupakan faktor yang terpenting.

- Manusia merupakan makhluk tuhan yang sempurna.
- Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berbuat dan membangun .
- Manusia merupakan faktor perangsang ke arah tercapainya tujuan organisasi.
- Manusia merupakan modal utama bagi organisasi.
- Manusia merupakan makhluk sosial yang aampu bermasyarakat dan bekerja sama.
- Manusia mampu berkembang biak dalam cara berfikir,cara hidup dan bermasy.



Taufan Imam Susanto
NPM : 16110830
" 2 KA 30 "

Teori Organisasi Umum  

Posted by Taufan Blog's in

Teori Organisasi 3.

- Teori Kontingensi.

Teori ini disebut juga teori kemungkinan,teori lingkungan atau teori situasi.
setiap organisasi apapun selalu menghadapi situasi tertentu. situasi yang dihadapi setiap organisasi berbeda beda baik organisasi pemerintah , organisasi Niaga , maupun organisasi Sosial. Oleh karena itu Teori Kontingensi berlandaskan pada suatu pemikiran bahwa pengelolaan suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi .


Taufan Imam Susanto.
NPM : 16110830.
" 2 KA 30"

Teori Organisasi Umum  

Posted by Taufan Blog's in

Teori Organisasi 2.

- Macam-macam pengambilan keputusan .

* keputusan Administratif.
keputusan yang dibuat oleh pucuk pimpinan (Top Manager) ,yang memuat ketentuan ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum .

* keputusan Eksekutif.
keputusan yang dibuat oleh pimpinan / manager Tingkat Menengah yang memuat program program untuk melaksanakan keputusan administratif.

* keputusan Operatif.
keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah yang merupakan pelaksanaan atas keputusan eksekutif.

untuk mengambil keputusan yang baik tidak mudah , tetapi memerlukan proses yang terus menerus . setiap keputusan merupakan hasil dari proses yang bersifat dinamis yang mempengaruhi oleh banyak faktor .


Taufan Imam Susanto
NPM : 16110830
" 2 KA 30 "

Teori Organisasi Umum  

Posted by Taufan Blog's in

Teori Organisasi 1.

- Teori pengambilan keputusan.

Teori ini berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung dari berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan , baik keputusan ditingkat puncak (keputusan administratif) ,keputusan ditingkat menengah (keputusan eksekutif) ,maupun tingkat bawah (keputusan operatif).

Taufan Imam Susanto .
NPM : 16110830
"2 KA 30"