TUGAS IBD BAB 2(lanjutan)  

Posted by Taufan Blog's in

Opini Rawa El Amady
Heboh politiasi agama kembali mencuat di Indonesia ketika ”tokoh” lintas agama tampil di arena politik praktis mengusung issu kebohongan SBY. Para tokoh tersebut mengklaim mewakili rakyat dengan membawa lebel organisasi yang dipimpinnya tanpa suatu proses penjaringan aspirasi lebih dahulu dari anggota organisasinya. Mau tidak mau tindakan yang dilakukan oleh “tokoh” lintas agama tersebut mencerminkan sikap politiasi ketokohannya dan sekaligus politisasi organisasi agama yang dipimpinnya. Para tokoh seharusnya bertindak sebagai broker kebudayaan.
Istilah broker kebudayaan pertama sekali di kemukakan Erik Wolf, (1956) tokoh yang memperkenalkan konsep broker kebudayaan ini mengungkapkan bahwa broker akan memberi gambaran yang jelas jika digunakan pada masyarakat kompleks.
Fungsi broker mewakili satu pihak tetapi sebenarnya dia berada di kedua pihak. Dia harus melayani dua grup kepentingan yang sedang berlaku, kepentingan warganya dan kepentingan nasional sehingga dia harus mengatasi konflik dari keduanya dengan mengkoalisikan kedua kepentingan tersebut. Menjadi buffer dari dua kepentingan tersebut dan memelihara suasana yang dinamis atas tindakan keduanya. Dia menjadi moderator dari kedua kepentingan tadi, peran individu diantara dua tradisi besar atau pada masyarakat plural dikenalnya dengan broker kebudayaan.
Peran penting yang dipegang oleh broker kebudayaan ini adalah komunikasi untuk menjembatani dua tradisi besar. Tradisi besar tersebut bisa antara pendatang dengan komunitas lokal, antara budaya lokal dengan nasional bahkan internasional. Seorang broker kebudayaan akan berkomunikasi bolak balik antar kedua budaya tersebut dengan bahasanya sendiri, walaupun disana terdapat unsur manipulasi informasi dan manipulasi simbol kebudayaan. Karenanya, kedua budaya tersebut bisa berkomunikasi dan beralkuturasi secara baik, sehingga menurut Hopkin (1977) akan terbangunnya kepercayaan dari dua tradisi besar tersebut. Untuk itu, broker kebudayaan membangun komunikasi berdasarkan tradisi besar dan pengetahuan kedua budaya tersebut.
Menurut Geertz, Kiaji sangat cocok dengan terminologinya Wolf karena menjalani komunikasi dengan masa petani, sebagai pemikir islam yang punya pesantren sekalus pengelola dan menempati posisi vokal pada struktur sosial dari tradisi pemikiran monoteisme, menunjukkan toleransi pada sinkretik masyarakat desa. Posisi broker tersebut meletakan dirinya pada prestise sosial tinggi di tengah masyarakat. Namun demikian pada 15 tahun terakhir posisi tersebut agak bergeser karena Kiaji menjadi anggota partai politik lokal. Suatu posisi yang menurut Geertz sebagai suatu yang berbahaya, karena bukanlah politisi professional tetapi hanya mengandalkan kharismatik semata.
Saya harapkan dari para tokoh litnas agama berperan sebagai broker kebudayaan, bisa menjembatani kepentingan masyarakat dengan menkondisikan pembentukan negara bangsa secara utuh. Artinya para tokoh, bukan terlribat dalam politik praktis, tetapi mendorong perbaikan masyarakat dan pemerintah secara menyeluruh. Bahwa broker menjadi perpanjanan tangan masyarakat serta berkomunikasi secara benar dalam proses politik dan kebijakan. Para tokoh selayaknya menghargai proses demokrasi selama lima tahun sekali, bukannya menciptakan suasana panik yang tidak jelas untuk kepentingan siapa.****
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius) Merupakan prodak manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens) Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus) Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber) Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens) Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
7. Sistem kesenian (homo aesteticus) Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukipi kebutuhan fisiknya maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya seperti perlunya pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai mahkluk social, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi. Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya 7 unsur kebudayaan, yaitu sebagai berikut :
1. Unsur Religi
2. Sistem Kemasyarakatan
3. Sistem peralatan
4. Sistem mata pencaharian hidup
5. Sistem bahasa
6. Sistem pengetahuan
7. Seni.
Dalam perkembangannya suatu kebudayaan itu tidaklah bersifat statis (tetap) melainkan bersifat dinamis. Hal ini disebabkan karena berbagai kelompok manusia yang memiliki kebutuhan tertentu saling berinteraksi satu kelompok dengan kelompok lainnya, tentunya melalui interaksi manusia itu terjadi perubahan kebudayaan karena dipengaruhi oleh kebudayaan lainnya.
Contoh-nya dapat kita perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 19 dengan perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 20 (Sekarang) tentunya dapat dilihat perbedaanya. Bahkan perubahan kebudayaan yang dimiliki oleh sangatlah dinamis terutama di daerah perkotaan maju seperti Jakarta, yang kebudayaannya sudah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan barat.
Tapi ironi terjadi di masyarakat Indonesia dimana perubahan kebudayaan yang terjadi di Negara ini terlalu besar, bahkan terkesan terlalu menyerap kebudayaan asing, sehingga mengabaikan kebudayaan yang sudah ada. Hal ini dapat dilihat dari cara berkomunikasi, cara berpakaian, dan pola piker yang sangatlah berbeda.
Tentunya hal ini sedikit meresahkan karena banyak kebudayaan asing yang diserap tanpa ditimbang-timbang terlebih dahulu. Bahkan banyak para ahli mengemukakan bahwa kebudayaan yang diserap dengan gamblang dapat berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu saat ini banyaklah usaha-usaha untuk mempertahankan kebudayaan kita, dan menganggap bahwa kebudayaan Indonesia sangat berharga dan harus dilestarikan.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
4. Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-kebudayaana

nama : taufan imam susanto
npm : 16110830
kelas : 1ka 26

This entry was posted on Kamis, 10 Maret 2011 at 05.50 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar