Pemanasan global (global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.. global warming terjadi karena banyak sebab mulai pemakaian freon,berkurangnya daerah hijau , efek rumah kaca dll . dan dampak dari semua itu sangatlah besar bagi kelangsungan hidup manusia . dan berikut adalah 5 fakta dampak dari pemanasan Global di bumi .
Fakta #1: Mencairnya es di kutub utara & selatan
Pemanasan Global
berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya!
Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model
prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi
awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di
kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan
yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai
model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka
ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es
terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally,
seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan:
HAMPIR SEMUA ES DI KUTUB UTARA AKAN LENYAP PADA AKHIR MUSIM PANAS 2012!
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa
seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es
seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar
itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika
Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan
es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan
global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh.
Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa
tinggal 1.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang
berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es
terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang
dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam
perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood
Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari
seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah
pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini
jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat
jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam
sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah
mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika
fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di
seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Urutan gambar satelit proses keruntuhan Wilkins Ice Shelf. Gambar
besar di sebelah kiri diambil pada tanggal 6 Maret 2008. NSIDC mengambil
gambar-gambar ini melalui satelit Aqua dan Terra milik NASA.
Fakta #2: Meningkatnya level permukaan laut.
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung
pada naiknya level permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan
hasil pengukuran level permukaan air laut selama beberapa tahun
terakhir). Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair.
Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk
menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh
dunia.
Fakta #3: Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya
perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa
dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi
kekeringan di tempat lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan
dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas-pun Anda sudah dapat
melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari
betapa panasnya suhu disekitar Anda belakangan ini. Anda juga dapat
melihat betapa tidak dapat di prediksinya kedatangan musim hujan ataupun
kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang
seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Anda juga
dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda
wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita
semakin sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran
dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi Anda, Anda juga
dapat mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam.
Badai topan di Jepang dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor baru
dari tahun ke tahun. Anda dapat mencermati informasi-informasi ini
melalui media masa maupun internet. Tidak ada satu benua pun di dunia
ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.
Fakta #4: Gelombang Panas menjadi Semakin Ganas
Pemanasan Global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering
terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru
untuk suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika
Serikat.
Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu
tertinggi mencapai 48° Celcius! (Sebagai perbandingan, Anda dapat
membayangkan suhu kota Surabaya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di
antara 30°-37° Celcius). Suhu di St. George disusul oleh Las Vegas dan
Nevada yang mencapai 47° Celcius, serta beberapa kota lain di Amerika
Serikat yang rata-rata suhunya di atas 40° Celcius. Daerah Death Valley
di California malah sempat mencatat suhu 53° Celcius!.
Serangan gelombang panas kali ini bahkan memaksa pemerintah di
beberapa negara bagian untuk mendeklarasikan status darurat siaga 1.
Serangan tahun itu memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan),
mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu
kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak.
Pada tahun 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan
gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang
meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa).
Perancis merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak karena tidak
siapnya penduduk dan pemerintah setempat atas fenomena gelombang panas
sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia,
Portugal, Spanyol, dan negara-negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini
juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah
Eropa.
Mungkin kita tidak mengalami gelombang-gelombang panas maha dahsyat
seperti yang dialami oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui
pengamatan dan dari apa yang Anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat
juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar Anda. Cobalah perhatikan
seberapa sering Anda mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri
kata-kata seperti: “Panas banget ya hari ini!”
Apabila Anda kebetulan bekerja di dalam ruangan ber-AC dari pagi
hingga siang hari sehingga Anda tidak sempat merasakan panasnya suhu
belakangan ini, Anda dapat menanyakannya kepada teman-teman ataupun
orang disekitar Anda yang kebetulan bekerja di luar ruang. Orang-orang
yang sehari-harinya bekerja dengan menggunakan kendaraan terbuka di
siang hari bolong (misalnya sales dengan sepeda motor) mungkin dapat
menceritakan dengan lebih jelas beta-pa panasnya sinar matahari yang
menyengat punggung mereka.
Fakta #5: Habisnya Gletser-Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih,
dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut
dunia. Dan sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser
dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan!.
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah
gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari
8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya
gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi
secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti
bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat
manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.
http://agrica.wordpress.com/2009/02/22/351/
This entry was posted
on Minggu, 03 Juni 2012
at 06.16
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.